Dalam mendidik dan mengajar, seorang guru
harus mampu menarik perhatian anak didik dan mengambil hatinya sehingga
mereka merasa senang dan semangat dalam belajar serta betah berlama-lama
bersama gurunya. Melakukan hal ini tidaklah mudah, perlu ada strategi
dan cara jitu yang dapat dilakukan guru.
Mendidik
dan mengajar sama halnya dengan berdagang atau berjualan. Untuk
menjalani aktivitas bisnis ini diperlukan selling skill atau
keterampilan menjual . Betapa hebatnya kualitas sebuah produk, apabila
penjualnya atau salesmannya tidak dibekali dengan selling skill maka
produknya tidak akan terjual. Dengan selling skill seorang penjual,
mampu menyakinkan konsumen untuk membeli produknya dengan senang hati
sekalipun harganya mahal.
Demikian juga halnya dengan seorang guru,
dirinya juga berperan sebagai seorang penjual yang menjual produk berupa
pelajaran pada anak didiknya. Produk ini memiliki mutu dan kualitas
tinggi karena berisikan kebaikan yang sangat berguna bagi kehidupan anak
didik. Apabila guru tidak mempunyai keterampilan mengajar maka
pelajarannya akan sulit terjual dan diminati anak didiknya sebagai
konsumen dalam proses pembelajaran.
Makanya,
seorang guru harus memiliki selling skill sebagai cara jitu baginya
untuk menarik perhatian dan mengambil hati anak didiknya. Secara
tekhnis, guru harus dibekali dengan metode dan strategi pembelajaran
yang bervariasi sehingga tatap muka yang dilakukan penuh warna dan gaya.
Secara non teknis, guru harus memiliki performen atau penampilan yang
memikat dan mempesona anak didiknya.
Dikenal dengan istilah 5 S, dan inilah
5 cara jitu dan strategi ampuh dalam mengambil hati anak didik dalam belajar
1. Senyum.
Dalam mengajar dan berkomunikasi dengan anak didik guru harus
mampu menghiasi bibirnya dengan senyuman dan memperindah tampilannya
dengan wajah yang berseri. Guru yang mengajar dengan senyuman manis dan
raut wajah yang indah akan memberikan kekuatan luar biasa dalam
mengambil hati anak didik. Mereka sangat suka kepada guru yang suka
senyum dan tidak suka cemberut. Makanya guru harus berusaha melatih
dirinya agar mudah tersenyum dan menjauhi cemberut apalagi marah-marah
dalam melaksanakan tugas mulia ini.
2. Salam.
Guru harus sering menyebarkan salam pada anak didiknya. Salam
guru adalah ungkapan keselamatan seorang guru pada anak didiknya. Dengan
mengungkapkan salam berarti guru telah mendoakan anak didiknya agar
mendapatkan keselamatan dari Allah. Dalam Islam, kita diperintahkan
untuk saling mendoakan agar selamat dunia dan akhirat, cara yang mudah
untuk mendoakan orang lain dengan cara menebarkan salam. Guru yang mudah
menebarkan salam dan mendoakan anak didiknya tentu akan menjalin ikatan
batin antara dirinya dengan anak didik.
3. Sapa.
Guru juga hendaknya suka menyapa anak didiknya. Dengan demikian
anak didik merasa dihargai dan dimuliakan oleh gurunya. Guru yang suka
menyapa dan menanyakan keadaan anak didik akan memberikan pengaruh besar
pada anak didiknya bahwa dirinya merasa diperhatikan oleh gurunya.
Makanya, guru harus banyak menyapa dan jangan berharap terlebih dahulu
disapa oleh anak didiknya.
4. Sopan santun.
Guru hendaknya juga berlaku sopan santun sebagai bentuk
keteladanan nyata bagi anak didik. Guru yang bersikap sopan dan berkata
santun akan lebih disukai anak didik dari pada sebaliknya. Apabila
gurunya sudah berlaku sopan santun maka dengan sendirinya anak didiknya
juga akan berlaku sopan santun sebagaimana guru kepada dirinya.
5. Sabar.
Sikap sabar sangat dibutuhkan guru dalam melaksanakan tugas yang
amat berat ini. Guru harus bersabar dalam mendidik dan membimbing anak
didik karena yang dihadapi guru adalah makhluk hidup dengan beragam
sikap dan karakternya. Guru yang sabar menghadapi anak didik maka akan
mudah kakinya melangkah dalam mengantarkan anak meraih prestasi.